Beberapa waktu yang lalu warga Indonesia
sempat dihebohkan dengan berita tentang seorang pemulung yang menyumbangkan 2
ekor kambing untuk hewan kurban. Mak Yati dan suaminya menyimpan sedikit demi
sedikit penghasilan mereka hingga akhirnya mampu membeli 2 ekor hewan kurban
tersebut. Kisah kedermawanan orang miskin tersebut ternyata tidak hanya terjadi
di Indonesia. Di berbagai belahan dunia juga banyak kisah kedermawanan orang
miskin yang luar biasa, beberapa diantaranya bahkan ada yang menyumbang hingga
milyaran rupiah.
1.
Albert Lexie
Albert Lexie adalah
seorang penyemir sepatu dari Monessen, Pennsylvania yang terkenal karena
kedermawanannya menyumbang untuk amal. Lexie telah bekerja di Children's
Hospital of Pittsburgh sejak awal 1980-an. Sampai dengan Februari 2013, Lexie
telah menyumbangkan uang senilai $200.000 (sekitar 1,9 milyar rupiah) yang
didapat dari mengumpulkan uang tips selama karirnya untuk dana perawatan bagi
orang yang tidak mampu.
Majalah People
menganugerahi Lexie "All-Stars Among Us" dan organisasi Major League
Baseball menghormatinya melalui Major League Baseball All-Star Game di Anaheim,
California pada 13 Juli 2010. Pada tahun 2006, Lexie dilantik ke dalam Hall of
Fame for Caring Americans oleh Caring Institute. Pada 12 Maret 2012, sebuah
buku berjudul Albert's Kids: The Heroic Work of Shining Shoes for Sick Children
(ISBN 143497278X) diterbitkan oleh RoseDog Books dan Children's Hospital of
Pittsburgh Foundation yang didedikasikan sebagai autobiografi kehidupan Albert
Lexie.
2.
Chen Shu-chu
Chen Shu-chu (lahir
sekitar tahun 1951) adalah seorang penjual sayur dan dermawan dari Taitung
Taiwan Timur. Dia dengan sangat dermawan telah menyumbangkan penghasilannya
yang tidak seberapa walaupun dia sendiri juga harus hidup dalam keadaan
sederhana. Dia mengatakan bahwa uang akan memiliki arti hanya bila digunakan
bagi mereka yang membutuhkan dan ia selalu merasa senang ketika ia bisa
membantu orang lain. Total ia telah menyumbang sekitar $300.000 (sekitar 2,85
milyar rupiah).
Pada tahun 2010 ia
dipilih sebagai salah satu Time 100 untuk kategori pahlawan. Dia juga termasuk
sebagai adalah salah satu 48 heroes of Philanthropy oleh Forbes Asia. Reader's
Digest juga menghormati dia sebagai pemenang 2010 Asian of the year. Pada tahun
2012, ia juga terpilih sebagai salah satu pemenang Ramon Magsaysay Award.
3.
Chao Wen-cheng
Chao Wen-cheng adalah
seorang tukang sapu yang bekerja paruh waktu di sebuah pabrik besi Ta Yi.
Dibesarkan dalam keluarga miskin, ia bersumpah akan membantu anak-anak yang
mengalami nasib sepertinya jika ia telah dewasa. Saat berusia 35 tahun ayah 5
orang anak ini mulai menyumbangkan sebagian dari penghasilannya.
Selain dari gajinya ia
juga mengumpulkan kaleng, botol dan barang lain yang bisa didaur ulang untuk
menambah jumlah uang yang bisa disumbangkannya. Ia masih terus melakukan hal
ini walau penglihatannya mulai memudar dan kondisi keehatannya mulai menurun.
Selama sedekade terakhir ia telah berhasil menyumbang sekitar $135.000 (sekitar
1,28 milyar rupiah). "Membantu orang lain selalu bisa membuat saya merasa
tenang." katanya. "Satu-satunya balasan yang saya minta adalah
anak-anak yang saya bantu bisa mendapatkan sekolah yang layak.
4.
Bai Fang Li
Kisah kedermawanan Bai
Fang Li dimulai saat ia melihat seorang anak laki-laki saat Bai Fang Li sedang
beristirahat sehabis mengayuh becaknya. Anak kecil itu sedang bekerja membawa
belanjaan seorang wanita.Beberapa kali Bai Fang Li melihat anak itu
mondar-mandir membawa belanjaan orang lain, tersenyum penuh syukur menerima
upahnya dan menyimpan uang itu rapi-rapi.
Tak lama kemudian dia
melihat anak itu mengais tempat sampah, memungut roti, membersihkannya lalu
memakannya dengan nikmat. Bai sangat heran kenapa anak itu tidak membeli makan
saja dengan uang yang didapatnya. Ia lalu menghampiri anak itu, membagikan
makanannya dan mengajaknya bicara.
Ternyata Wang Fing,
nama anak berusia 6 tahun itu, menyimpan uangnya untuk memberi makan kedua
adiknya yang masih kecil. Bai kemudian membawa ketiga anak itu kesebuah panti
asuhan, kepada pengurus yayasan itu Bai mengatakan bahwa ia sendirilah yang
akan mengantarkan semua penghasilannya setiap hari untuk memberi makan
anak-anak itu.
Mulai saat itulah Bai
setiap hari datang memberikan seluruh penghasilannya, hanya dipotong uang sewa
rumahnya dan uang makannya saja. Ia bahkan tak pernah membeli pakaian, ia hanya
mengais di tempat sampah untuk mendapatkan baju barunya. Saat berumur 90 tahun
Bai menyerahkan penghasilan terakhirnya, dengan sedih ia berkata "Saya
sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini
mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan...". Bai akhirnya
meninggal di usia 93 tahun. Total ia telah menyumbang sekitar 450 juta rupiah
selama hidupnya.
5.
Hong Zhong Hai
Hong Zhong Hei adalah
seorang veteran perang. Pada tahun 1945 Hong ikut wajib militer untuk
menggantikan kakaknya, padahal saat itu ia masih berusia 16 tahun dan baru saja
menikah selama 6 bulan. Sejak itu ia berkali-kali ikut dalam berbagai perang.
Baru pada tahun 1987 Hong mendapat kesempatan pulang ke kampung halamannya.
Saat itu dia melihat istrinya ternyata telah menikah dengan orang lain. Ia
kemudian memilih untuk hidup sendiri dan tidak menikah lagi.
Setelah pensiun dari
militer, Hong mulai menghemat uang pensiunnya untuk disumbangkan. Ia hanya
menghabiskan sekitar 297 ribu rupiah untuk biaya hidupnya sebulan, dan menabung
sisanya untuk disumbangkan. Pada tahun 2010 kakek ini berhasil menyumbangkan
sekitar 1,78 miliar rupiah untuk orang-orang yang membutuhkan. Selain itu ia
juga sering membantu janda dari rekan-rekannya semasa berperang.
6.
Wang Zhiyou
Wang Zhiyou adalah
seorang pengemis yang berasal dari desa Yongping, China. Pengemis ini telah
melakoni pekerjaannya selama 15 tahun dan mendapat julukan "Pengemi
Dermawan Dari Timur Laut". Ia bisa mengemis dengan berpindah-pindah dari
satu kota ke kota yang lain.
Wang akan mengemis di
suatu kota selama sebulan, setelah itu ia akan menyumbangkan seluruh
penghasilannya selama sebulan itu kepada orang yang membutuhkan sebelum
kemudian pindah ke kota yang lain. Selama 15 tahun Wang total telah menyumbang
sekitar 57 juta rupiah.
0 komentar:
Posting Komentar